Minggu, 12 Oktober 2008

Loro Jonggrang: Antara Kecantikan dan Kutukan

Dalam sebuah mitos tersohorlah gadis cantik nan jangkung (jonggrang). Kulitnya putih sempurna bak pualam dengan mahkota rambut hitam tergerai. Sorot pandang matanya tajam menikam. Aura dari tubuhnya adalah sensasi lukisan hasrat dari setiap lelaki yang memandangnya. Dengan segenap kesempurnaan ia hadir sebagai wanita dengan harga diri yang tak mudah terkoyak, tak mudah ditakhlukkan oleh kesaktian Bandung Bondowoso. Ia adalah sosok jelita Loro Jonggrang. Kematian ayahnya di tangan Bandung Bondowoso melahirkan tumpukan dendam tak berkesudahan. Ditolaknya cinta Bandung Bondowoso meski harus menerima kutukan menjadi patung batu sekalipun.
Begitulah mitos dibalik cerita terjadinya candi Prambanan (dikenal pula sebagai candi Shiwa atau candi Loro Jonggrang) yang terletak hanya beberapa ratus meter di sisi utara jalan raya Jogja—Solo, kira-kira di bilangan 17 kilometer arah timur dari kota Jogjakarta. Candi Prambanan didirikan oleh raja Mataram bernama Rakai Pikatan (dari dinasti Sanjaya) pada tahun 856 Masehi. Bangunan candi bercorak Hindu, terdiri atas halaman pusat, halaman tengah, dan halaman luar. Bilik utama dari candi induk ditempati oleh Dewa Shiwa sebagai Mahadewa sehingga tidak salah jika anda menyebut candi Prambanan sebagai candi Shiwa. Bilik candi induk menghadap ke arah utara, berisi patung Dewi Durga, permaisuri Dewa Shiwa, dikenal pula sebagai patung Roro Jonggrang. Menurut legenda, patung itu sebelumnya adalah sosok hidup Roro Jonggrang yang dikutuk oleh Bandung Bondowoso (pangeran perkasa buruk rupa) untuk menyempurnakan kesanggupannya menciptakan seribu patung dalam waktu satu malam. Candi lain yang terdapat dalam kompleks candi Prambanan adalah candi Brahma, candi Wisnu, di samping beberapa patung seperti Nandi (lembu – kendaraan Dewa Shiwa), angsa (kendaraan Dewa Brahma) dan garuda (kendaraan Dewa Wisnu).
Candi yang kini berdiri megah menantang langit itu pada awalnya merupakan reruntuhan bebatuan andesit di antara semak belukar yang ditemukan oleh seorang Belanda bernama C.A. Lons pada tahun 1733 Masehi. Kini bangunan berbentuk gunungan itu merupakan objek wisata yang dapat anda kunjungi setiap hari. Anda dapat mencapai kompleks candi Prambanan dengan kendaraan umum dari Jogjakarta menuju arah Solo.

Tidak ada komentar: